sejauh ini diriku telah berjalan
pada likunya kehidupan
pada riuhnya perasaan
dengan iringan derasnya hujan
larut dalam gelita
bersama dinginnya hawa
ada yang selalu kembali
lara yang tak ingin kurasa lagi
jejak lampau buat diriku seperti terjerat
aku bagai punya sayap yang rapuh
aku bagai dinding yang runtuh
seribu luka menerpa
perlahan lemah kekuatanku menyangga
lara, tangis dan hampa
tak luput dari awan kelabu
membendung air
turun deras mengalir
aku memeluk erat tubuhku
"aku lelah dengan gemuruh tangis ini, Tuhan", ucapku.
-terbit di Bara Pustaka, buku antologi puisi "Merayakan Luka"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar